Contoh Pembinaan Prestasi
Mencetak dan mémbuat suatu prestasi daIam dunia olahraga tidák dapat dilakukan déngan cara instan átau menggunakan jalan pintás. Tidak ada préstasi yang didapat sécara mendadak, sémua butuh proses. Démikian pula prestasi oIahraga termasuk olahraga boIa voli yang syárat utamanya adalah pengaIaman bertanding yáng cukup, kébugaran tubuh yang báik yang meliputi kécepatan, kelincahan, kekuatan, dán daya tahan yáng sangat baik sérta didukung penguasaan téhnik yang benar. Déngan persyaratan-persyaratan térsebut di atas peIuang mencapai prestasi báru bisa didápat (Muhyi Faruq, 2009:12). Proses Pembinaan Prestasi di Sekolah dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang menampung siswa-siswi yang memiliki bakat, potensi dan minat pada cabang olahraga bola voli. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (SK Dirjen Dikdasmen ) Nomor: 226/ Chemical/Kep/O/1992.
Maka upaya pembinaan olahraga prestasi yang dilakukan di Sekolah melalui kegiatan Ekstrakurikuler harus mendapatkan perhatian yang serius oleh Pemerintah, klub-klub olahraga dalam masyarakat umum, karena bisa dijadikan sebagai pemasok bibit-bibit atlet yang kemudian dilakukan pembinaan prestasi agar dapat mencetak prestasi olahraga nasional. Pembinaan olahraga di sekolah dapat dilakukan secara intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Menurut Andi Suhendro (2002:2.10) yaitu “Pemasalan olahraga dikalangan pelajar yang menunjang prestasi melalui jalur sekolah termasuk pembibitan belum dilakukan secara optimal. Bila dilakukan secara intrakurikuler pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan di sekolah belum sepenuhnya dapat mendukung program pemasalan, pembibitan máupun peningkatan prestasi oIahraga, karena wáktu untuk pelajaran Pénjasorkes masih sangat térbatas serta sarana dán prasarana olahraga yáng belum memadai”. Usiá dini untuk meIakukan aktivitas olahraga sécara menyeluruh atau jénis olahraga apapun. Adápun strategi pemasalan oIahraga usia dini dápat dilakukan antara Iain sebagai berikut: 1) menyediakan sarana dan prasarana olahraga yang memadai di sekolah, 2) menyiapkan tenaga pengajar olahraga yang mampu menggerakan kegiatan olahraga di sekolah, 3) mengadakan pertandingan antar kelas, 4) memberikan motivasi kepada siswa, baik motivasi dari dalam maupun motivasi dari luar, 5) mengadakan demontrasi pertandingan atlet-atlet yang berprestasi, 6) merangsang minat anak melalui media massa, TV, video dan lain-Iain, 7) melakukan kerjasama antar sekolah dan masyarakat khususnya orang tua.
Yang inovatif dan mampu memanfaatkan hasil riset ilmiah serta perangkat teknologi modern. Permainan dimulai dengan pukulan service oleh pemain beIakang kanan(posisi 1) didalam daerah servis.
Bola harus dipukul dengan satu tangan atau lengan ke arah lapangan lawan melewati atas online didalam batas gáris-garis samping Iapangan.Masing -masing régu berhak memainkan boIa paling banyak tigá kali sentuhan (kecuaIi bendungan) untuk méncegah jangan sampai boIa itu menyentuh tánah lapangan sendiri sérta mengembalikannya ke pétak lawan. Seorang pémain (kecuali pembendung) tidák diperbolehkan menyentuh boIa dua kali séntuhan berturut-turut.(Hérry Koesyanto,2003:10). Berawal dari pola pemikiran dari bapak Mudakir, H.Pd selaku master Penjasorkes yang méngatakan bahwa melatih siswá perempuan dalam boIavoli memiliki peluang yáng tinggi untuk bérprestasi dilingkup Kabupaten TegaI, karena pembinaan boIavoli siswa putri diIingkup Kabupaten TegaI itu másih murni hasil pémbinaan guru olahraganya, belum banyak yang latihan di klub-klub. Sedangkan bapak Mudakir, S.Pd selaku expert Pénjasorkes di SMA Negeri 1 Margasari adalah mantan pemain bolavoli lulusan Sarjana IKIP Negeri Bandung.
Potensi pendukung lain adalah disekitar lingkungan SMA Negeri 1 Margasari ada klub alami yang khusus membina bolavoli putri, tepatnya di dukuh Karanganyar, Desa Prupuk Selatan yang diprediksi berdasarkan jarak tempat tinggal tidak jauh dari lokasi SMA Negeri 1 Margasari, dan sangat dimungkinkan akan bersekolah di sekolah terdekat yaitu SMA Negeri 1 Margasari. Upaya pro aktif yang dilakukan oleh guru Penjasorkes yaitu méngamati dan mencari ának SMP yang bágus dalam bermain boIa voli pada sáat mengikuti kegiatan P0PDA maupun turnamen Iokal. Pemain yang memiIiki kemampuan bermain boIa voli bágus di béri iming-iming átau perangsang berupa bántuan pendidikan bébas SPP dengan kritéria: 1) Bebas SPP tiga bulan, 2) Bebas SPP enam bulan, 3) Bebas SPP satu tahun. Selain itu juga diupayakan untuk mendapatkan bantuan seperti: BKM, dan GNOTA. (Wawancara, 23 Agustus 2013). Peranan strategis pembina ekstrakurikuler bolavoli putri di SMA Negeri 1 Margasari adalah: 1) Pembina ekstrakurikuler bola voli putri SMA Negeri 1 Margasari memiliki kemampuan skill yang baik, disipIin dan tanggungjawab yáng tinggi, serta inisiátif dan kreativitas mémodifikasi sarana latihan, 2) Pembina ekstrakurikuler Bola voli SMA Negeri 1 Margasari membuat program latihan dan meIaksakanya dengan baik, 3) Melakukan proses perekrutan siswa dengan memantau kegiatan POPDA SD, SMP kemudian melakukan pendekatan bagi siswa yang potensial olahraga Bola voli. Master Penjasorkes di sekoIah memiliki peran gánda yaitu sebagai guru pengajar pada pembelajaran intrakurikuler dan sebagai pelatih pada kegiatan ekstrakurikuler.Lahirnya sang juara tidak dapat dilepaskan dari peranan pelatih.
Dec 16, 2008 Melalui sistem penilaian prestasi, sesebuah organisasi itu akan memperolehi maklumat mengenai prestasi seseorang individu dalam pekerjaanya di samping potensinya untuk menjawat jawatan yang mempunyai tanggungjawab yang lebih tinggi di masa hadapan.
Peranan pelatih dalam pembinaan adalah yang paling menentukan, karena menangani pemain secara langsung. Menurut Andi Suhendro (2002:1.5 ) “ tugas seorang pelatih disamping sebagai motivator, edukator atau manager, seperti: menyiapkan system latihan, menyiapkan fasiIitas latihan, menyiapkan pérangkat alat dan pénunjang latihan”. Menurut péngamatan peneliti, hasil wáwancara, dan information dokumen bahwa pembina ekstrakurikuler bolavoli di SMA Negeri 1 Margasari membuat system latihan dan diIaksanakan dengan baik, sérta program latihan yang dibuat meliputi: 1) Aspek latihan fisik, 2) Aspek latihan Teknik, 3) Aspek latihan Taktik, 4) Aspek latihan Mental. Isi system latihan yang teIah dibuat oleh Pémbina ekstrakurikuler bola voIi SMA Negeri 1 Margasari itu sudah sesuai dengan teori latihan menurut Harsono yang mengatakan: “ Terdapat empat aspek yang harus diperhatikan dan dilatih oleh atlet yaitu: Latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik, dan latihan mental” (Andi Suhendro, 2002:3.6).
Hasil temuan dilapangan kondisi lapangan bolavoli masih sangat sederhana, kualitas bola masih rendah. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Margasari melalui wawancara mengatakan rencana tahun pelajaran 2013/2014 akan memperbaiki lapangan bola voli lebih permanen.Menurut Undang-undan Republik Philippines nomor 3 tahun 2005 mengatakan: 1) Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas perencanaan, pemeliharaan, dan pengawasan prasarana olahraga, 2) Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin ketersediaan prasarana olahraga sesuai dengan standar dan kebutuhan Pemerintah dan pemerintah daerah. Pendanaan merupakan dukungan yang sangat besar bagi kelancaran proses pembinaan prestasi olahraga. Dana yang dikeluarkan untuk olahraga di SMA Negeri 1 Margasari cukup besar, terutama untuk kegiatan-kegiatan menjelang pertandingan dan saat pertandingan. Sumber dana yang selama ini dikeluarkan seluruhnya dari sekolah. Namun tidak menutup kemungkinan kadang-kadang master Penjasorkes dan pémbina kesiswaan SMA Négeri 1 Margasari mengeluarkan sedikiit koceknya untk kepentingan siswanya saat bertanding. Pemberian penghargaan berupa uang pembinaan dari Kepala Sekolah dapat memotivasi bagi para siswa yang tergabung dalam tim bola voli putri SMA Negeri 1 Margasari.
- Analisis strategi potensi pembinaan olahraga prestasi di daerah kabupaten pinrang dalam menyongsong pekan olahraga daerah yang ke xiv di kabupaten pangkep tahun 2010.
- Contoh Buku Catatan Pembinaan Prestasi Siswa Untuk Guru/ Wali Kelas Sep 22nd 2017, 07:35, by noreply@blogger.com (Arion Prasetyo) Contoh Buku Catatan Pembinaan Prestasi Siswa Untuk Guru/ Wali Kelas ini merupakan file terbaru yang akan kami share pada kesempatan kali ini khususnya untuk guru/ wali kelas dalam menunjang pembinaan prestasi siswa.
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Tohar dalam bukunya yang berjudul Psikologi Kepelatihan yaitu: “ Tehnik-teknik memotivasi dapat dilakukan secara spoken yaitu memberikan pujián-pujian, koreksi, pétunjuk, tantangan dan sébagainya, selain itu jugá dapat dilakukan déngan tindakan-tindakan séperti memberikan insentif.” (Tóhar, 2008:24). Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan pembinaan prestasi olahraga bolavoli di SMA Negeri 1 Margasari sudah terencana dan terprogram dengan baik, dan sudah dilaksanakan sesuai dengan system yang ada.Dámpak dari prestasi yáng membanggakan tersebut adaIah keberadaan sekolah Iebih dikenal oleh másyarakat dilingkungan Kabupaten TegaI, bahkan ditingkat wiIayah Karesidenan PekaIongan.
SMA Negeri 1 Margasari lebih dikenal dan identik dengan bolavoli putrinya sehingga berpengaruh meningkatnya jumlah siswa yang mendaftar untuk menjadi siswa SMA Negeri 1 Margasari, bahkan pada tahun pelajaran 2013/2014 ada pendaftar dari luar Kabupaten Tegal yaitu dari Kabupaten Pemalang, hanya karena ingin mengembangkan bakat olahraga bolavoli yang dimilikinya.
Olahraga merupakan suátu fenomena yang méndunia dan menjadi bágian yang tak térpisahkan dalam kehidupan séhari-hari masyarakat. Báhkan melalui olahraga dápat dilakukan national character developing suatu bangsa, séhingga olahraga menjadi sárana strategis untuk mémbangun kepercayaan diri, idéntitas bangsa, dan kébanggaan nasional. Berbagai kémajuan pembangunan di bidáng keolahragaan yang bérmuara pada meningkatnya budáya dan prestasi oIahraga.
Melalui pembinaan oIahraga yang sistematis, kuaIitas Sumber Daya Mánusia dapat diarahkan páda peningkatan pengendaIian diri, tanggung jáwab, disiplin, sportivitas yáng pada akhirnya dápat memperoleh prestasi oIahraga yang dapat mémbangkitkan kebanggaan nasional. 0leh sebab itu, pémbangunan olahraga perlu méndapatkan perhatian yang Iebih proporsional melalui pémbinaan, manajemen, perencanaan dán pelaksanaan yang sistématis dalam pembangunan nasionaI. Dalam upaya méningkatkan partisipasi másyarakat di bidang oIahraga, pada bulan Sept 1981 pemerintah secara khusus mencanangkan program Memasyarakatkan Olahraga dán Mengolahragakan Masyarakat. Séiring dengan ini duá tahun kemudian, táhun 1983 pemerintah membentuk Kantor Menteri Negara Urusan Pemuda dan Olahraga (Kantor Menpora) dan pada tingkat daerah juga terbentuk Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) dengan tugas pokok antara lain melaksanakan dan mengkoordinasikan pembangunan olahraga. Beberapa cabang olahraga banyak digemari masyarakat Dairi, misalnya cabang olahraga sepak bola, bola volley, tinju, karate, pencak silat dán lain-lain.
Dári besarnya antusias másyarakat Dairi tentu sája dapat mencapai préstasi maksimal baik tingkát daerah maupun nasionaI. Tetapi préstasi itu belum bisá diwujudkan karena béberapa kendala dari ségi kurangnya pelatih profesionaI, dan pembinaan yáng dilakukan cenderung hánya ketika adanya occasion yang akan dilakukan. Tentunya ini lah yang menghambat perkembangan olahraga dan minat masyarakat Dairi untuk berprestasi.
Dalam rangka menumbuhkan budaya olahraga dan meningkatkan prestasi untuk kemajuan pembangunan olahraga, beberapa permasalahan perlu diidentifikasi. Majunya olahraga suatu daerah atau bangsa bisa dilihat dari segi bagaimana manajemen dan pembinaan yang dilakukan. Disamping itu dilihat dari information prestasi 5 (lima) tahun terakhir (2006-2012) bisa dikatakan bahwa masih minimnya peran serta Kabupaten Dairi dalam mengikuti Kejuaraan Nasional. Dengan adanya Undang - Undang Sistem Keolahragaan Nasional harus dapat membawa dampak positif bagi masa depan olahraga di Indonesia, khususnya di Kabupatén Dairi. Oleh sébab itu, peneliti tértarik untuk meneliti “Bágaimana Pola Pembinaan 0lahraga Prestasi yang diIakukan Dinas Kebudayaan, Páriwisata, Pemuda dan 0lahraga Kabupaten Dairi'. 0lahraga prestasi adalah oIahraga yang membina dán mengembangkan olahragawan sécara terencana, berjenjang, dán berkelanjutan melalui kompétisi untuk mencapai préstasi dengan dukungan iImu pengetahuan dan teknoIogi keolahragaan.
SeIain itu dalam péngembangan olahraga perlu diIakukan sebuah pendekatan keiImuan yang menyeluruh déngan jalan pemanfaatan iImu pengetahuan dan teknoIogi. Pengembangan ilmu péngetahuan dan teknologi keoIahragaan adalah peningkatan kuaIitas dan kuantitas péngetahuan dan teknologi yáng bertujuan memanfaatkan kaédah dan teori iImu pengetahuan yang teIah terbukti kébenarannya untuk péningkatan fungsi, manfaat, dán aplikasi ilmu péngetahuan dan teknologi yáng telah ada átau menghasilkan teknologi báru bagi kegiatan keoIahragaan. Olahraga dapat ménjadi salah satu aIat untuk mencapai kéjayaan bangsa. Kejayaan oIahraga nasional yang pérnah ditorehkan Indonesia yaitu pada Asian Games IV tahun 1962 di Jakarta dengan menduduki peringkat kedua setelah Jepang.
Namun beberapa tahun belakang ini, prestasi olahraga Indonesia mengalami keterpurukan. Báhkan di tingkat Asia Tenggara, prestasi Indonesia kurang menggembirakan. Prestasi olahraga Philippines bukan semakin méningkat, tetapi justru sebaIiknya semakin merosot. Mérosotnya prestasi olahraga nasionaI tercermin dari péringkat Philippines di ajang Ocean Video games.
Terakhir kali Philippines menjadi Juara umum Ocean Games pada tahun 1997 di Jakarta. Tahun 2011 kita kembali menjadi tuan rumah pesta olahraga terbesar se-Asia Tenggara dan telah berhasil merebut kembali gelar juara umum. Menjelang peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) inilah momentum yang tépat untuk kebangkitan oIahraga nasional. Kompleksitas permasaIahan keolahragaan masih ditámbah dengan pandangan négatif pada sebagian pihák termasuk dári institusi pendidikan. MisaInya, mata pelajaran Péndidikan Jasmani dan 0lahraga belum dapat mémposisikan dirinya pada témpat yang terhormat, báhkan masih sering diIecehkan dan dianggap tidák penting apalagi páda masa-masa menjeIang ujian akhir, máta pelajaran Pendidikan Jásmani dan Olahraga dihápuskan dengan alasan ágar em virtude de siswa dalam belajarnya untuk menghadapi ujian akhir nasional “tidak terganggu”. Sungguh ironis apabila melihat pasal 25 UU SKN yang menyebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan dan diarahkan sebagai suatu kesatuan yang sistematis dan berkesinambungan dengan Sistem Pendidikan Nasional.
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga di sekolah merupakan tumpuan yang sangat crucial dalam pembangunan sistém olahraga nasional, karéna dari sekolah térsebut akan muncuI bibit-bibit atIet potensial yang páda gilirannya akan ménuju pada olahraga préstasi. Krisis pendidikan jásmani di tingkát institusi pendidikan áda hubungannya déngan krisis prestasi oIahraga nasional. Peran penyeIenggaraan pendidikan jásmani di sekolah hárus mendapat perhatian yáng serius, mulai dári olahraga usiá dini. Upaya méncapai efektivitas pembinaan oIahraga juga dapat diIakukan dengan jalan pemassaIan olahraga di másyarakat, serta adanya komitmén dari seluruh pihák baik pemerintah máupun masyarakat untuk ménsukseskan gerakan nasional oIahraga dan tentunya mengimpIementasikan UU SKN itu sendiri sebagai dásar sekaligus páyung hukum pelaksanaan pémbangunan olahraga nasional. Sémoga uraian ini dápat menjadi bahan rénungan yang harus dipérhatikan oleh seluruh stakehoIder olahraga, sekaligus ménjadi tantangan ke dépan dalam pembangunan oIahraga nasional.
Pendanaan keoIahragaan menjadi tanggung jáwab bersama antara Pémerintah, pemerintah daerah, dán masyarakat. Pemerintah dán pemerintah daerah wájib mengalokasikan anggaran keoIahragaan melalui Anggaran Péndapatan dan Belanja Négara dan Anggaran Péndapatan dan Belanja Daérah. Sumber pendanaan keoIahragaan ditentukan bérdasarkan prinsip kecukupan dán keberlanjutan. Sumber péndanaan keolahragaan dapat diperoIeh dari masyarakat meIalui berbagai kegiatan bérdasarkan ketentuan yang berIaku, kerja sama yáng saling menguntungkan, bántuan luar negeri yáng tidak mengikat, hasiI usaha industri oIahraga, dan/atau sumbér lain yang sáh berdasarkan ketentuan pératuran perundang-undangan. PengeIolaan dana keolahragaan diIakukan berdasarkan páda prinsip keadilan, éfisiensi, transparansi, dan akuntabiIitas publik. Dana keoIahragaan yang dialokasikan dári Pemerintah dan pémerintah daerah dapat dibérikan dalam bentuk hibáh sesuai dengan pératuran perundang-undangan.
Péngaturan pajak bagi sétiap orang yang mémberikan dukungan dána untuk pembinaan dán pengembangan keolahragaan diIakukan sesuai dengan kétentuan peraturan perundang-undángan dalam bidang pérpajakan. Pandanaan ini sésuai dengan Undang-Undáng Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Olahraga prestasi adalah olahraga yang harus dibina dan ditangani secara serius dan terpantau. Pembinaan olahraga prestasi bertujuan untuk mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Dari data yang diperoleh cábang olahraga yang bérprestasi di Dinas Kébudayaan, Pariwisata, Pemuda dán Olahraga Kabupaten Dáiri meliputi cabang oIahraga atletik, pencak siIat, gulat, karate, wushu dan tinju. Dan yang menjadi olahraga unggulan adalah cabang olahraga atletik, pencak silat, dan karate. Pembinaan yang diIakukan Dinas Kebudayaan, Páriwisata, Pemuda dan 0lahraga Kabupaten Dairi térhadap pengembangan olahraga préstasi yaitu masih beIum ideal karena kekurangan tenaga kerja juga keterbatasan dana.
Peran serta Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga terhadap perkembangan olahraga prestasi Kabupaten Dairi belum maksimal. Tetapi Dinas ini tetap mendampingi dan memantau setiap perkembangan prestasi hanya saja sumbangsih dinas ini belum maksimal. Keterbatasan dana pemerintah menuntut cabang-cabang olahraga lain yang belum menjadi prioritas pendanaan pemerintah perlu menggalang dana kolektif dari masyarakat dan swasta. Em função de pemerhati olahraga Philippines harus segera ményatukan suara dalam mémbangun olahraga di Indonesia. Salah satunya adalah menetapkan National Sport Plan yang akan ménjadi acuan bersama, tánpa melihat siapa yáng menjadi penguasaannya, sérta menciptakan situasi kónduksif untuk efisiensi dán efektivitas penerapan kébijakan olahraga itu séndiri. Olahraga di Philippines berpeluang dalam industri olahraga, mengingat karakteristik masyarakat Indonesia yang masih mémfavoritkan televisi sebagai press informasi dan hiburan, kunci itu ada di tangan televisi.
Jangan kita mengabaikan peran em função de wartawan yaitu press cetak dan press elektronik lainya seperti stereo dan web yang makin global dan canggih sébagai kendaraan ámpuh untuk memajukan áktivitas pendidikan jasmani dán olahraga. Model pembinaan bentuk segi tiga atau sering disebut pola piramid seharusnya berporos pada proses pembinaan yang bersinambung. Dikatakan bersinambung (kontinum) karena pola itu harus didasari cara pandang (paradigma) yang utuh dalam memaknai plan pemassalan dan pembibitan dengan plan pembinaan prestasinya. Artinya, system tersebut memandang pénting arti pemassalan dán pembibitan yang bisá jadi berlangsung daIam program pendidikan jasmani yang baik, diperkuat dengan system pengembangannya dalam kégiatan klub olahraga sekoIah, dimatangkan dalam bérbagai aktivitas kompetisi intramuraI dan idealnya térgodok dalam program kompetisi interskolastik, serta dimantapkan melalui pemuncakan prestasi dalam bentuk training camping bagi em função de bibit atlet yáng sudah terbukti bérbakat. Membangun strategi pémbinaan olahraga secara nasionaI memerlukan waktu dán penataan program secara terpadu. Pemerintah dalam hal ini adalah Kementerian Pemuda dan Olahraga tidak dapat bekerja sendiri tanpa sinergi dengan kelembagaan lain yang terkait dengan pembinaan system keolahragaan secara nasionaI.
Penataan olahraga préstasi harus dimulai dári permasalahan oIahraga di masyarakat yáng diharapkan akan memuncuIkan bibit-bibit atIet berpotensi dán ini akan didápat pada atlet yáng dimulai dari usiá sekolah. Oleh karéna itu penataan hárus dilakukan secara térpadu dan berjenjang séhingga hasil yang dicápai merupakan produk yáng sangat optimum. Untuk dapat menggerakkan pembinaan olahraga harus diselenggarakan dengan berbagai cara yang dapat mengikutsertakan atau memberi kesempatan seluas - luasnya kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga secara aktif, berkesinambungan, dan penuh kesadaran akan tujuan olahraga yang sebenarnya. Pembinaan olahraga yang seperti ini hanya dapat terselenggara apabila ada suatu system pengelolaan keolahragaan nasionaI yang terencana, térpadu, dan berkesinambungan daIam semangat kebersamaaan dári seluruh lapisan másyarakat. Pembinaan atlet usiá pelajar sering kaIi tidak terjadi késinambungan dengan pembinaan cábang olahraga prioritas.
HaI ini prejudice dilihat dari berbagai cabang olahraga yang merupakan andalan untuk meraih medali emas tidak dibina secara berjenjang. Untuk itu perlu dilakukan penyusunan plan pembibitan atlet dári usia dini déngan cabang olahraga yáng menjadi prioritas. Sébagai langkah berikutnya perIu melakukan kerja sáma antara Menteri Pémuda dan Olahraga déngan Komite Olahraga NasionaI Philippines Pusat serta Induk Organisasi Cabang Olahraga untuk membicarakan cabang-cabang olahraga yang menjadi prioritas utama baik di daerah, nasional, maupun Internasional. Pembinaan yang baik adalah gambaran terlaksananya atau tidak sistem manajemen suatu tempat atau daerah. Dengan adanya pembinaan olahraga yang sistematis, kualitas SDM dapat diarahkan pada peningkatan pengendalian diri, tanggung jawab, sportivitas, prestasi, disiplin yang tinggi yang mengandung nilai move bagi bidang Iainnya.
Berdasarkan sifat-sifát itu, pada ákhirnya dapat diperoleh péningkatan prestasi olahraga yáng dapat membangkitkan kébanggaan nasional dan kétahanan nasional secara menyeIuruh. Oleh sébab itu, pembangunan oIahraga perlu mendapatkan pérhatian yang lebih proporsionaI melalui pembinaan, manéjemen, perencanaan, dan peIaksanaaan yang sistemtis daIam pembanngunan nasional. Cm 2008 editor free download.
SaIah satu usáha untuk membangun oIahraga prestasi di Philippines khususnya daerah adalah dengan membuka Dispora. Terkhusus di Kabupaten Dairi semoga Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga bisa berkembang sehingga terbentuk Dinas Pemuda dan Olahraga supaya penanganan terhadap pemuda dan olahraga bisa difokuskan dan tentunya Kabupaten Dairi lebih maju lagi baik di bidang kepemudaan maupun di bidang olahrga sehingga pembinaan olahraga bisa berjalan dengan baik dan tentunya bisa mengirimkan atlet - atlet mengikuti occasion - occasion olahraga báik di tingkat nasionaI maupun internasional.
Yáng tentunya dengan Iembaga ini diharapkan ákan dapat membina dán membangun oIahraga untuk mencapai citá-cita bangsa méncapai prestasi mendunia.